Konsep Pelayanan Dalam Mini Market






Dalam manajemen pengelolaan layanan konsumen didalam mini market ada dua opsi yang pilihan swalayan penuh atau semi swalayan. Sebenarnya kedua jenis layanan ini selalu berdampingan tergantung situasi dan kondisi.


Swalayan
penuh itu berarti memberikan kebebasan kepada calon konsumen untuk
melihat, mengambil dan membawa barang sendiri ke kasir untuk dibayar.
Jenis pelayanan ini tentu saja memerlukan ruang / space dispay / pajang
yang memadai sehingga barang bisa mudah dilihat, dijangkau calon
konsumen. Pemilik / pengelola toko hanya terlibat dalam menghitung
jumlah belanjaan, kemudian menerima pembayaran dari pembeli saja.

Semi
Swalayan adalah jenis pelayanan dimana ada batas-batas tertentu yang
tidak memungkinkan calon konsumen untuk melihat, dan mengambil barang
secara langsung, harus meminta bantuan pemilik atau pelayan toko.
Biasanya pelayanan jenis ini berlaku pada produk yang dijual dengan
karakter harga mahal jadi rawan kejahatan, gampang rusak atau dalam
jumlah besar pembeliannya.



Pada umumnya sebuah toko yang
menerapkan konsep mini market menggunakan konsep layanan ini secara
berdampingan. Kadang bersamaan mengingat kedua jenis pelayanan ini
sangat di pengaruhi oleh :

Karakter Calon konsumen.
Bagi
seorang pengelola usaha apapun kunci utama kesuksesan yang harus di
kuasai adalah kemampuan mengenal calon pembeli. Seorang pengelola toko
harus bisa “menebak” karakter calon konsumen dari pandangan pertama.
Dari raut wajah, sinar maa, po;ah tingkah serta gerak-gerik seorang
pengunjung sudah bisa di ‘tebak‘ orang tersebut berniat beli atau
tidak?’

Kalau menurut anda pengunjung tersebut adalah orang yang
sudah dikenal (sering datang belanja) dan memang berniat membeli, maka
cukup di bimbing kea rah produk yang di butuhkan. Cukup awasi dari jauh,
biarkan pengunjung melihat, mengambil dan membawa barang sendiri. Ini
berarti konsep pelayanan pertama diterapkan.

Akan tetapi lain
cerita kalau dari awal sudah ‘tebak’ bahwa pengunjung yang datang tidak
berniat membeli alias berniat kurang baik. Langkah yang harus di lakukan
adalah mendampingi dari awal sampai akhir atau pengunjung keluar dari
toko. Mengambilkan barang, memperlihatkan serta membawa barang belanjaan
ke kasir. Meminimalisasi sentuhan langsung dari calon pembeli terhadap
barang. Jenis pelayanan Semi Swalayan yang kita terapkan kepada karakter
konsumen seperti ini.

Karakter Barang yang dijual
Berbagai
macam barang memiliki keunikan terntentu, seperti mudah pecah, mudah
habis atau harga produk yang relative mahal. Ini perlu dilakukan
perlakuan khusus.

Barang-barang seperti perfume dan kosmetik
biasanya mudah pecah dan gampang habis. Produk-produk ini tidak bisa
diberikan kebebasan kepada calon konsumen, karena mereka akan mencoba –
coba (bau dan rasa), kalau mereka jadi membeli tidak terlalu menjadi
masalah. Akan tetapi tidak jarang ada beberapa pengunjung yang hanya mau
mencari keuntungan sendiri, pura-pura ingin membeli perfume dengan
menyemprot langsung kebadan mereka, padahal tujuannya hanya ingin
menggunakan pengharum tanpa harus membeli.

Susu kaleng yang
dewasa ini relative mahal sebagai contoh barang mahal yang tidak bisa
diberikan kebebasan bagi calon konumen untuk mengambil sendiri. Salah
satu jenis produk yang sering menjadi sasaran pencurian adalah kelompok
barang tersebut.

Kesimpulannya kedua jenis pelayanan ini
dipergunakan secara bersamaan. Situasi dan kondisi sangat berpengaruh.
Hanya pengelola toko yang dapat menentukan kapan konsep pelayanan
tersebut dipergunakan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar